Font Size: 

Abstrak :  Busuk buah (Blossom End Rot) merupakan kelainan fisiologis utama pada tomat  yang dapat mengaKibatkan kerugian hingga mencapai 50%. Penyebab terjadinya busuk ujung buah ini berkaitan dengan faktor lingkungan seperti salinitas dan dan suhu yang tinggi. Aplikasi pupuk dengan kadar garam tinggi  untuk meningkatkan kandungan padatan terlarut tomat justru dapat meningkatkan terjadinya busuk pada ujung buah. Peningkatan kadar garam pada pupuk menyebabkan terjadinya defisiensi Ca.  Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas aplikasi  kombinasi dosis vermikompos dan kalsium (CaCl2) dalam mengendalikan busuk buah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tomat yang ditanam secara hidroganik. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor 1 dosis vermikompos terdiri dari tiga taraf yaitu V1 = 300 gram, V2 = 600 gram, V3 = 900 gram, per polybag. Faktor 2 dosis kalsium (CaCl2) terdiri dari tiga taraf yaitu C0 = 0 gram, C1 = 0,5 gram, C2 = 1 gram per polybag, ditambah perlakuan kontrol menggunakan pupuk anorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi vermikompos meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat hingga dosis 900 g/polybag, sedangkan perbedaan dosis calsium tidak memberikan efek signifikan terhadap pertumbuhan yang diukur dari tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun. Hasil yang sama juga terjadi pada hasil tanaman tomat yang diukur dari jumlah total buah. Sedangkan bobot buah terbesar (1053.38 g/taaman) ditemukan pada  dosis vermikompos 900 gram dengan dosis kalsium (CaCl2) 1 g/polybag. Hasil ini tidak berbeda nyata dengan kontrol. Namun jumlah buah yang busukpada perlakuan ini(1.33) secara signifikan (P<0.05) lebin sedikit dari kontrol (5.78). Hasil penelitian ini menyankan bahwa aplikasi Calsium juga efektif dalam mengendalikn busuk buah pada budidaya tanaman tomat tanpa tanah dan menggunakan pupuk organik vermikompos (hidroganik).

pupuk organik; budidaya tanpa tanah; busuk ujung buah; pertumbuhan, hasil tomat