Dalam sistem pendidikan terdapat empat komponen pokok, yaitu: masukan (input), proses (process), luaran (output); dan hasil ikutan (outcomes). Fakta selama ini, sebagian lembaga pendidikan berkompetisi untuk memperoleh masukan yang unggul, sementara sebagian lembaga pendidikan lainnya, rela mendapat masukan sisa yang nota bene berkualitas rendah. Kita tidak perlu berdebat mana yang lebih baik. Tetapi, akan lebih bijak mencari solusi apa yang kita hadapi ketika menyelenggarakan pembelajaran matematika di kelas. Solusinya adalah menyelenggarakan proses pembelajaran matematika secara baik. Salah satunya adalah mengimplementasikan paradigma berpikir positif (positive thinking). Faktanya, masih ada sebagian peserta didik yang masih berpikir negatif terhadap matematika, yang hal ini bisa berdampak pada fobia matematika. Paradigma berpikir positif (positive thinking) bisa menjadi solusi pemecahan alternatif untuk membangkitkan gairah peserta didik dalam belajar matematika. Dampaknya adalah peserta didik akan merasakan dan merayakan kemampuannya dalam bidang matematika.